Kandangan – Dukungan terhadap program ketahanan pangan nasional yang diusung Presiden Prabowo Subianto terus mengalir di daerah. Salah satunya terlihat dalam panen raya padi apung yang berlangsung di Desa Siang Gantung, Kecamatan Daha Barat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Rabu (30/04).
Kegiatan ini tak sekadar panen, tapi juga menjadi ajang syukuran, penanaman ulang, dan penyerahan bantuan pertanian yang memperkuat semangat kolaborasi lintas sektor.
Program percontohan budidaya padi apung ini dikelola oleh Kelompok Tani (Poktan) Bina Baru dengan dukungan penuh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalsel, Bank Kalsel, Bank Indonesia, Pemerintah Provinsi Kalsel, serta Pemerintah Kabupaten HSS. Para petani pun berhasil memanfaatkan lahan rawa yang selama ini terendam air menjadi produktif melalui inovasi pertanian.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalsel, Syamsir Rahman, menyampaikan bahwa panen kali ini menghasilkan gabah varietas Inpari 32 sebesar 6,1 ton per hektare.
Angka ini menunjukkan produktivitas yang tinggi dibandingkan padi biasa. “Budidaya padi apung tidak memerlukan olah lahan, hemat pupuk, dan panen bisa dilakukan tanpa mesin berat. Ini efisien dan ramah lingkungan,” katanya.
Syamsir juga menyampaikan, sesuai arahan Gubernur Kalsel H. Muhidin, pentingnya membina petani dan menyebarluaskan teknologi padi apung. Banjarbaru sendiri menjadi contoh keberhasilan program dengan produktivitas 4,2 ton/ha.
Sekretaris Daerah HSS, Muhammad Noor, yang mewakili Bupati HSS, menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung petani. Ia menegaskan bahwa program ini menjadi bagian dari strategi besar Pemkab HSS dalam mendekatkan pelayanan dan mewujudkan kesejahteraan dari desa.
“Panen ini menunjukkan bahwa kerja sama antarinstansi bisa menghasilkan dampak nyata. Pertanian lahan rawa jika dikelola secara inovatif bisa menjadi andalan ketahanan pangan daerah,” ungkapnya.
Sekda juga mengumumkan adanya bantuan Pemprov Kalsel senilai Rp 1,9 miliar untuk pertanian HSS. Hal ini menjadi tambahan semangat bagi para petani untuk terus berkembang.
Kepala OJK Provinsi Kalsel, Agus Maiyo, menyampaikan apresiasi terhadap inovasi budidaya padi apung di tengah keterbatasan lahan. “Inovasi ini bisa menjadi solusi nyata bagi para petani. Keberlanjutan program harus dijaga untuk mendukung salah satu Asta Cita Presiden Prabowo, yakni ketahanan pangan,” ujarnya.
Direktur Utama Bank Kalsel, Fachrudin, juga menyatakan bahwa keberhasilan panen di Siang Gantung menjadi bukti bahwa petani HSS semakin maju dan adaptif. “Semoga para petani Kalsel semakin sejahtera dengan budidaya padi apung ini,” ujarnya.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalsel, Bimo Epyanto, menambahkan bahwa produktivitas padi apung terbukti lebih tinggi dari rata-rata padi konvensional.
“Ini bukan hanya memperkuat ketahanan pangan, tapi juga meningkatkan potensi daerah seperti HSS yang merupakan salah satu lumbung pangan Kalsel,” ujarnya.
Dengan program yang kini memasuki panen ketiga, Pemkab HSS menilai pendekatan kolaboratif menjadi kunci keberhasilan. Pemerintah daerah berkomitmen memperluas program ini ke wilayah berkarakteristik serupa, sejalan dengan visi “Membangun Desa, Menata Kota” menuju masyarakat HSS yang Sejahtera, Mandiri, Agamis, Mengayomi, dan Berteknologi (SEMANGAT).
(tmkr)

